Orang lain melihat pada diri kita hanya pada saat kita berlomba kemudian hasilnya adalah juara atau belum saatnya.
Padahal durasi lomba hanyalah sepersekian menit dari total akumulasi latihan, keringat dan waktu yang dikorban yang orang lain akan tidak perduli terhadap hal itu.

Menjadi juara dalam perlombaan sudah mesti tanpa ditanya semua mengingkannya. Lantas tentu saja dewan juri atau penilai tidak bisa mengabulkan permintaan itu semuanya. Sehingga diakhir meski pedih akan ada pengumuman akan lomba tersebut.

Apakah seorang yang tidak juara adalah berarti gagal? Tentu saja tidak. Sederhananya cobalah tanya di setiap perlombaan apakah dia ikut kemudian langsung juara. Ya beberapa memang ada, tapi sedikit dan itu tidak instan pasti memerlukan waktu latihan yang tidak sedikit bagi orang tersebut. 

Nah, saat dimana posisi kita mencoba kemudian belum berhasil berarti bukan gagal hanya saja kita memang diminta untuk kembali semangat, kerja keras dan pantang menyerah. Karena sesungguhnya kemenangan pada diri setiap orang adalah berbeda-beda, tergantung pada posisi dimana ia memulai dan mengembangkannya.

Tulisan ini terinspirasi dari acara Grand Final Indonesia's Got Talent 2022 dimana Pasheman 90 berhasil menjadi juara 1. Itulah sedikit dari gambaran sebuah proses, tentu kemenangan yang kita lihat adalah buah dari kerja keras dan dorongan dari segenap civitas.